MEMAKNAI SUMPAH PEMUDA BAGI SISWA DAN SISWI SEKOLAH
Bangsa Indonesia memiliki satu hari Besar dan Bermartabat dalam Sejarah Perjuangan Indonesia. Hari dimana semua perbedaan dileburkan menjadi satu. Hari dimana setiap perbedaan menjadi kekuatan yang kokoh, mempersatukan dan membakar semangat para pemuda dan pemudi pada masa itu, 89 tahun yang lalu dan mampu mengagitasi para generasi muda nusantara, dalam perjuangannya mewujudkan cita-cita kemerdekaan negara kesatuan Indonesia.
Iya, itulah Hari Sumpah Pemuda yang baru saja kita peringati pada 28 Oktober 2017 kemarin. Tiga butir “Sumpah
Pemuda” tersebut masih terngiang di telinga kita, “Bertanah
Air Satu Tanah Air Indonesia, Berbangsa Satu Bangsa Indonesia dan Berbahasa
Satu Bahasa Indonesia”. Dengan gempita para siswa siswi sekolah mengikrarkannya. Namun apakah makna dari ketiga butir itu saat ini masih konsisten kita jalankan. Seolah semakin kita pertanyakan, apakah dalam jiwa para pemuda saat ini masih memegang sumpahnya dalam implementasinya dalam mengisi pembangunan Indonesia ?
Mari kita jujur dan harus mengakui, bahwa saat ini, cita-cita luhur para pendirian bangsa sebagaimana yang diperjuangkan oleh pemoeda tempoe doeloe dengan
fakta saat ini mulai luntur. Secara nasional, walau kita telah melewati era reformasi, namun pembangunan masyarakat Indonesia belum seutuhnya terpenuhi, perekonomian semakin tertinggal, kesenjangan sosial makin kentara. Devide et Impera yang dulu pernah dijadikan senjata licik penjajah untuk memecah belah bangsa ini dalam fanatisme kesukuan, berhasil menghancurkan Indonesia. Sedangkan sekarang ini, tanpa adanya penjajah pun justru mulai nampak perpecahan di tubuh NKRI. Perang antar suku, antar Agama, rasisme, terorisme, fanatisme, bahkan hingga disintegrasi Timor Timor dari NKRI sudah cukup mewakili alasan tersebut.
Pengangguran dan kemiskinan adalah PR bangsa Indonesia yang belum terselesaikan, belum lagi korupsi dari tingkat bawah hingga elite yang sudah menjadi bahan berita sehari-hari. Kondisi ini menggambarkan bahwa saat ini kita tengah mengalami krisis moral. Dimana nilai-nilai moral yang mestinya mendasari setiap individu komponen bangsa ini ?
Berbicara tentang moralitas/etika/karakter, maka kembali lagi kita dihadapkan dengan bagaimana sistem pendidikan di negara ini, sebagai mesin pencerdas kehidupan bangsa. Setiap Instansi pendidikan sangat menekankan pada pendidikan karakter yang dikemas dalam sistem pendidikan nasional, kurikulum demi kurikulum, revisi demi revisi. Namun hal itu tidak akan efektif apabila kesadaran tidak tumbuh dalam hati kita masing-masing. Bagaimanapun sistem dibangun secanggih mungkin, apabila Sumber Daya Manusia tidak memiliki kesadaran dan konsistensi untuk menjalankannya, maka sistem tersebut hanya menjadi penghias sampul buku saja.
Kesadaran harus terus ditanamkan, semangat persatuan kesatuan harus senantiasa kita kuatkan, jiwa gotongroyong dan kekeluargaan harus senantiasa kita pupuk. Mulai dari saya dan anda, lalu kita dan seluruh warga sekolah dan seterusnya dalam ruang lingkup masyarakat lebih luas lagi.
Seperti halnya di sekolah kita, peringatan Sumpah Pemuda setiap tahun kita adakan demi memupuk kembali jiwa persatuan dan kesatuan, minimal di lingkungan sekolah kita. Menyadarkan kembali bahwa kita ini adalah Bhinneka Tunggal Ika. Apalagi di sekolah kita berbagai etnis dan budaya bercampur, namun kita mampu untuk bekerjasama, toleransi beragama, saling menjunjung tinggi adat budaya, saling menghargai perbedaan pendapat, menjalankan musyawarah untuk mufakat, tetap mengikuti etika dalam kearifan lokal kita. Santun dalam perilaku, sikap dan ucapan menjadi prioritas utama dalam berinteraksi di lingkungan sekolah kita.
Kegiatan Sumpah Pemuda ke 89 tahun SMK YAPENKOS Belinyu dilaksanakan hampir 24 jam, aktivitas dilaksanakan di dalam lingkungan sekolah. Dalam kegiatan ini, kami memiliki tujuan antara lain : menanamkan jiwa nasionalisme dan kebangsaan, menjaga kekeluargan dan keharmonisan, membina siswa untuk dapat bekerjasama, bergotongroyong, mempersiapkan generasi muda yang berkarakter mulia, kreatif, berkompeten dan kelak mampu untuk berkarya turut membangun Indonesia. Semua tujuan tersebut dikemas dalam susunan kegiatan educative sbb :
- Lomba Musikalisasi Puisi
- Lomba Melukis Mural tema Sumpah Pemuda
- Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu Nasional
- Ceramah Sumpah Pemuda oleh Kepala Sekolah
- Renungan
- Pentas Seni
- Pelepasan Lampion
Singkat kata, kita setiap warga Negara Indonesia memiliki kewajiban untuk menanamkan semangat Sumpah Pemuda dalam implementasinya di setiap aktifitas kita. Baik secara pribadi, dalam lingkungan instansi sekolah, dalam keluarga, dalam masyarakat luas, dan seterusnya. Dengan peringatan "Hari Sumpah Pemuda" di tahun
2017 ini, maka SMK YAPENKOS Belinyu telah memberikan bekal dan makna strategis bagi seluruh warga sekolah, khususnya para siswa siswi. Dengan kegiatan ini secara rutin setiap tahunnya, semoga mempu melahirkan
gagasan-gagasan cerdas, memupuk rasa persatuan, semangat gotongroyong, solidaritas sesama, sehingga mampu mengikat kekuatan generasi muda Indonesia. Apapun persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini semoga akan lebih mudah menemukan jalan keluar dengan diawali persatuan dan kesatuan yang kuat, seperti 89 tahun silam ....
Terima kasih, semoga wacana ini bermanfaat bagi kita semua.
(Red. Suyatno Uyas)